Sabtu, 01 Oktober 2016

Laporan praktikum tentang Jenis-jenis Pertumbuhan Tanaman

Description: logo



Jenis-jenis Pertumbuhan Tanaman
LAPORAN PRAKTIKUM


Oleh :
Kelompok 5
1.   Isabella Krisna Irawan    (151510601150)
2.   Luhur Alif                          (151510501093)
3.   Muhammad Pandu W        (151510501094)
4.   Desya Dwi T.                     (151510601059)
5.   Nur Vita Firdaniah             (151510601117)
6.   Dita Eka Sari                      (151510601130)
7.   Abdul Mukid                      (151510601160)
8.   Moh. Rifqi Hidayat            (151510601165)
9.   Rolinda M. C.                     (151510601175)
     10.  Amanda Sinta O.               (151510601182)
    11.  Ali Asmi G.                         (151510601193)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dan lain-lain. Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dan lain-lain.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik itu terhadap tumbuhan maupun manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhinya berupa faktor dari dalam (internal) maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan. Sementara faktor dalam adalah genetik(hereditas) ,enzim dan zat pengatur tumbuh ( hormon ). Macam-macam hormon yakni auksin, gas etilen, asam absisat, giberelin, sitokinin, dan kalin.
Tanaman adalah makhluk hidup yang termasuk dalam kerajaan plantae. Setiap tanaman, pertumbuhannya dimulai dari proses perkecambahan. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Perkecambahan terjadi ketika kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa atau proses penyerapan air pada biji oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Apabila imbibisi tersebut sudah optimal, dimulailah perkecambahan. Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas daun lembaga yang melekat pada kotiledon terdapat epikotil, epikotil tumbuh akan menjadi batang dan daun. Sementara hipokotil terletak di bawah daun lembaga yang melekat pada kotiledon dan akan tumbuh menjadi akar.
Berdasarkan dari letak kotilendonnya, perkecambahan mempunyai dua jenis, yaitu jenis epigeal dan jenis hypogeal. Epigeal adalah jenis perkecambahan di atas tanah, epigeal yaitu hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon tersebut berfotosintesis selama daun belum terbentuk. Sementara jenis hypogeal adalah jenis perkecambahan di bawah tanah, epigeal yaitu epikotil yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh perkecambahan epigeal adalah kacang tanah dan kedelai, sedangkan contoh tanaman dengan perkecambahan hipogeal adalah jagung dan kacang kapri.

1.2  Tujuan
Supaya mahasiswa memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan dan tanaman dan dapat membedakan berdasarkan morfologi dan fungsinya.




















Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Perkembangan bakal biji dimulai dengan pembuahan ganda yang terjadi pada kantong embrio, kemudian bakal biji akan berkembang menjadi biji.(Estiti B Hidayat, 1995). Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji. Biji berperan dalam perkecambahan, perkecambahan merupakan peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Dengan kata lain, munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perkecambahan terjadi jika kandungan air dalam biji semakin tinggi melalui proses imbibisi.(Gembong Tjitrosoepomo, 1991). Pada perkecambahan, air sangat berperan penting untuk terjadinya perkecambahan, karena sebagian besar biji mempunyai kandungan air yang relatif rendah dan perkecambahan dimulai dengan penyerapan air penyerapan air. Penyerapan air tersebut melalui proses imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa masuknya air pada suatu benda. Jika proses imbibisi sudah optimal maka dimulailah proses perkecambahan. Struktur yang awal muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Berdasarkan letak kotiledonnya, ada dua tipe perkecambahan yakni epigeal dan hypogeal.(Maria Ballo, Nio Song Ai, Dingse Pandiangan, dan Feky R Mantiri, 2012). Benih berkecambah dimulai ketika biji kering bersentuhan dengan air di bawah kondisi yang menguntungkan. Semakin biji tersebut kering maka proses imbibisnya atau masuknya air akan lebih cepat. Karena biji yang kering itu sangat memerlukan air dalam proses perkecambahan.(Karin Weitbrecht, Kerstin Muller, and Gerhard Leubner-Metzger, 2011).  Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman merupakan proses pertambahan ukuran yang meliputi volume, bobot, jumlah sel, dan disertai dengan diferensiasi sel yang selanjutnya akan membentuk organ tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai makna yang amat penting bagi makhluk hidup. Contohnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang manusia bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya.(Luluk Mukaromah, Tutik Nurhidayati, dan Siti Nurfadilah, 2013).  
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor iklim dan faktor tanah. Iklim salah satu faktor dalam pertumbuhan dan produksi tanaman yang paling sulit dikendalikan, oleh sebab itu para petani umumnya menyesuaikan kegiatan bertaninya dengan iklim setempat. Sedangkan Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal jika kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.(Wahyudi dan Sudin Panjaitan, 2011). Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang yang signifikan dalam pola yang diharapkan dari cuaca rata-rata daerah (atau seluruh bumi) selama periode waktu yang signifikan. Perubahan iklim memang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan dengan adanya pengaruh ini maka petani harus memahami kecocokan tanaman pada kondisi iklim di daerahnya masing-masing.(Anupama Mahato, 2014).Pemanfaatan tanah untuk budidaya tanaman pangan merupakan salah satu penyebab penurunan kadar bahan organik tanah, yang kadarnya di daerah tropis mungkin lebih rendah daripada yang diduga. Tanah perlu sangat diperhatikan sebab jika tanah mengalami penurunan kadarnya maka secara otomatis pertumbuhan tanaman tidak tumbuh dengan optimal atau bahkan terjadi kerusakan pada tanah tersebut. Oleh sebab itu penggunaan tanah harus diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi tanah.(Linda Indrayati dan Sudirman Umar, 2011).
Tanaman memiliki pigmen hijau yang disebut klorofil dalam sel mereka, terutama di daun. Pigmen berfungsi untuk fotosintesis. Tanaman biasanya dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik sangat berperan, misalnya secara ekosistem, tumbuhan sangat berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Dan secara ekologi, karena faktor biotik mempengaruhi lingkungan sehingga tanaman dapat tumbuh. Sementara yang faktor abiotik sangat berperan karena masing-masing tugasnya berhubungan erat dengan pertumbuhan tanaman.(W.G. Dilantha Fernando, 2012). Analisis pertumbuhan tanaman dapat ditentukan dengan pengukuran dan perhitungan yang berbeda. Analisis pertumbuhan adalah cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman bisa diukur tanpa menganggu tanaman tersebut dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, namun lebih sering kurang ketelitian kuantitatifnya.(Hamid Salehian dan Olia Eshaghi, 2012). 

Bab 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara “ Jenis-Jenis Pertumbuhan Tanaman “ dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 4 Oktober 2015 pukul 16.15-17.15 WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.      Benih tanaman monokotil epigeal (bawang merah)
2.      Benih tanaman monokotil hypogeal (jagung)
3.      Benih tanaman dikotil epigeal (kedelai)
4.      Benih tanaman dikotil hypogeal (alpukat)
3.2.2 Alat
    
1.      Bak pengecambah
2.      Beaker glass
3.      Kertas label
3.3  Cara Kerja

1.      Menyiapkan alat dan bahan!
2.      Mengisi bak pengecambah dengan bahan tanam hingga ½ bagian dari tinggi bak pengecambah.
3.      Membuat lajur secara berurutan dengan ditandai menggunakan kertas label pada setiap jenis beih dan pengulangannya.
4.      Merendam benih pada air dalam beaker glass selama 15 menit.
5.      Menanam benih pada bak pengecambah.
6.      Melakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari.
7.      Melakukan pengamatan akhir.
 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Jagung, Bawang Merah, Kedelai, dan Alpukat
No
Jenis Tanaman
Ul
Gambar
Panjang H7 (cm)
Panjang H14 (cm)
H
E
K
H
E
K
1.
Jagung
1
0
11,1
0
13,8
32,8
46,6
2
0
11,3
0
12,3
32,4
44,7
3
0
9,1
0
13,9
30,8
44,7
2.
Bawang Merah
1
0
6,2
0
2,2
7,7
9,9
2
0
4,6
0
2,5
7,8
10,3
3
0
1,9
0
1
6,7
7,7
3.
Kedelai
1
0
0
0
14
8,1
28
2
0
0
0
9,8
5,1
20,1
3
0
0
0
13,5
7,3
27,8
4.
Alpukat
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0

4.2 Pembahasan
            Dari tabel pengamatan di atas telah menunjukkan terjadinya perbedaan pada proses perkecambahan jagung, bawang merah, kedelai, dan alpukat. Proses perbedaan tersebut disebabkan karena jenis pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap tanaman tersebut. Jenis pertumbuhan yang terjadi pada keempat tanaman tersebut yaitu epigeal dan hipogeal.
            Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein. Pada tabel pengamatan tersebut pertumbuhan jagung mengalami peningkatan yang hampir sama. Proses pertumbuhan jagung dilihat dari jenis perkecambahan hipogealnya, ketiga-tiganya adalah 0cm pada hari ketujuh, sedangkan pada hari keempat belas jagung mengalami peningkatan yaitu pada jagung pertama 13,8cm, jagung kedua 12,3cm, dan pada jagung ketiga 13,9. Jagung pertama dan ketiga mengalami peningkatan yang hampir sama. Pada jenis perkecambahan epigeal jagung di hari ketujuh mengalami peningkatan pesat dibanding dengan perkecambahan secara hipogeal, yaitu pada jagung pertama 11,1cm, jagung kedua 11,3cm, dan pada jagung terakhir 9,1cm. Jagung pertama dan jagung kedua proses pertumbuhannya selisihnya kecil. Sementara pada epigeal hari keempat belas mengalami peningkatan yang jauh daripada hipogealnya. Jagung pertama pada hari keempat belas yaitu 32,8cm, jagung kedua 32,4cm, dan jagung ketiga 30,8cm. Kecambah yang terjadi pada jagung di hari ketujuh ketiganya adalah 0cm, sedangkan pada kecambah di hari keempat belas, yaitu jagung pertama 46,6cm, jagung kedua 44,7cm, dan jagung ketiga 44,7. Pada jagung kedua dan ketiga mengalami persamaan dari hari ketujuh sampai hari keempat belas.
            Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomi maupun dari kandungan gizinya. Bawang merah merupakan jenis perkecambahan monokotil epigeal. Hipogeal bawang merah pada hari ketujuh yakni, bawang merah pertama sampai ketiga tidak mengalami perubahan yakni 0cm. Sedangkan pada hipogeal hari keempat belas sudah mengalami peningkatan secara perlahan, yaitu bawang merah pertama 2,2cm, bawang merah kedua 2,5cm, dan pada bawang merah ketiga 1cm. Bawang merah ketiga merupakan pengukuran yang paling kecil dibanding bawang merah pertama dan kedua. Dilihat dari epigealnya pada hari ketujuh bawang merah pertama yaitu 6,2cm, bawang merah kedua 4,6cm, dan pada bawang merah ketiga 1,9cm, sedangkan pada hari keempat belasnya bawang merah pertama mengalami peningkatan yakni 7,7cm, bawang merah kedua 7,8cm, dan bawang merah ketiga 6,7cm. Dilihat dari kecambahnya bawang merah pada hari ketujuh ketiga-tiganya adalah 0cm, sementara pada hari keempat belas, bawang merah pertama mencapai 9,9cm, bawang merah yang kedua 10,3cm, dan ketiga 7,7cm. Pertumbuhan bawang merah dilihat dari hipogeal, epigeal, dan kecambahnya tidak mengalami peningkatan yang terlalu jauh.
            Kedelai merupakan komoditas strategis yang uni tapi kontradiktif dalam system usahatani di Indonesia. Kedelai termasuk jenis pertumbuhan dikotil hipogeal. Pertumbuhan pada kedelai dilihat dari hipogeal, epigeal, dan kecambahnya pada hari ketujuh tidak mengalami peningkatan pada ketiga tanaman tersebut. Sementara pada hari keempat belas tanaman kedelai mulai mengalami peningkatan secara menyeluruh. Pertumbuhan hipogeal kedelai pertama 14cm, kedelai kedua 9,8cm, dan pada kedelai ketiga 13,5cm. Pada epigealnya, kedelai pertama 8,1cm, kedua 5,1cm, dan ketiga 7,3cm. Pertumbuhan epigealnya pada kedelai pertama dan ketiga mengalami perbandingan yang hampir sama. Dan kecambahnya pada kedelai pertama yaitu 28cm, kedua 20,1cm, dan ketiga adalah 27,8cm, pada kecambahan juga mengalami perbandingan yang tipis yaitu pada kedelai pertama dan ketiga. Proses pertumbuhan kedelai masih dapat dikatakan lumayan baik jika dibandingkan dengan alpukat. Alpukat belum mengalami peningkatan sama sekali pada hari ketujuh dan hari keempat belas. Alpukat tidak mengalami perubahan, sejak hari ketujuh sampai hari keempat belas hipogeal, epigeal, dan kecambahnya adalah 0cm.
Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia dan merupakan salah satu jenis buah yang digemari masyarakat karena selain yang enak dengan kandungan antioksidan tinggi. Alpukat termasuk dikotil hipogeal. Pada praktikum ini alpukat masih belum mengalami proses pertumbuhannya sehingga tidak dapat diketahui hipogeal, epigeal, dan kecambahnya. Proses perkecambahan yang terjadi pada alpukat memakan waktu lama, sekitar 4 sampai 6 minggu biji alpukat baru akan membelah dan mengeluarkan tunas serta akarnya. Alpukat baru akan menjadi pohon dan dapat berbuah ketika berumur sekitar 7 sampai 15 tahun.
            Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman merupakan proses pertambahan ukuran yang meliputi volume, bobot, jumlah sel, dan disertai dengan diferensiasi sel yang selanjutnya akan membentuk organ tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh tanah, iklim dan sifat dari tumbuhan itu sendiri. Suatu tanaman akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari proses perkecambahan terlebih dahulu. Perkecambahan ditentukan oleh kualitas biji, pra perlakuan sebelum biji disemaikan dan kondisi lingkungan perkecambahan, seperti ketersediaan air, temperatur, cahaya, dan bebas dari hama penyakit. Pada perkecambahan, air sangat berperan penting untuk terjadinya perkecambahan, karena sebagian besar biji mempunyai kandungan air yang relatif rendah dan perkecambahan dimulai dengan penyerapan air penyerapan air. Penyerapan air tersebut melalui proses imbibisi, imbibisi adalah peristiwa masuknya air pada suatu benda. Jika proses imbibisi tersebut sudah optimal maka proses perkecambahan dapat dimulai. Berdasarkan tempat kotiledonnya, jenis perkecambahan biji dibagi menjadi dua golongan, yaitu hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah perkecambahan yang kotiledonnya masih ada di dalam tanah, sedangkan epigeal adalah perkecambahan yang kotilendonnya terangkat ke permukaan tanah.
Proses perkecambahan pada jagung, bawang merah, kedelai, dan alpukat sebelumnya mengalami kegagalan beberapa kali. Kemungkinan kegagalan tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya steril pada media pasirnya, sehingga mungkin menghambat pertumbuhannya. Selain itu juga kurangnya perawatan yang intensif sehingga hasilnya selalu tidak optimal. Serta kurangnya penjagaan, hal itu menyebabkan tanaman yang ditanam selalu terganggu oleh makhluk hidup lainnya, misalnya kucing. Ketiga hal tersebut harus diperbaiki, karena hal yang terlihat kecil seperti itu justru menyebabkan pertumbuhan pada tanaman menjadi tidak optimal dan selalu mengalami kegagalan.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Perkecambahan merupakan proses terbentuknya suatu tanaman kecil di dalam biji. Perkecambahan digolongkan dua jenis, yaitu hipogeal dan epigeal. Dari keempat tanaman tersebut, yang termasuk hipogeal adalah jagung dan alpukat, sedangkan jenis perkecambahan epigealnya yakni bawang merah dan kedelai. Jika dibandingkan hipogealnya, jagung dan alpukat memiliki perbandingan yang sangat jauh. Pertumbuhan jagung jauh lebih baik dibandingkan alpukat, alpukat belum mengalami pertumbuhan sama sekali, hasil hipogeal, epigeal, dan kecambahnya adalah 0cm. Jika pada epigeal, bawang merah dan kedelai memiliki perbandingan yang juga jauh, tetapi tidak seperti perbandingan yang terjadi antara jagung dan alpukat.
            Dari tabel pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan yang optimal terjadi pada jagung. Dilihat dari hasil hipogeal, epigeal, dan kecambahnya, jagung termasuk yang paling bagus pertumbuhannya dibandingkan ketiga tanaman lainnya. Selanjutnya perkecambahan pada kedelai. Hasil hipogeal, epigeal, dan kecambah dari kedelai juga dapat dikatakan optimal jika dibandingkan dengan bawang merah dan alpukat. Sementara bawang merah masih lebih baik dibanding dengan perkecambahan yang terjadi pada alpukat.

5.2 Saran
            Penanaman tanaman-tanaman tersebut sempat mengalami kegagalan beberapa kali. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut terjadi, diantaranya media yang kurang steril, kurangnya perawatan yang intensif, dan kurang penjagaan dari praktikan. Dari faktor-faktor tersebut perlu diadakannya perbaikan, misalnya media pasir yang harus dalam keadaan steril sebelum melakukan penanaman, kemudian ketika melakukan perawatan harus secara teliti dan intensif untuk memperoleh hasil yang optimal, dan juga perlunya penjagaan yang ketat supaya tanaman tidak sampai diganggu oleh makhluk hidup lainnya. Dengan begitu, proses penanaman dan pertumbuhannya tidak lagi terganggu sehingga tidak mengalami kegagalan.



DAFTAR PUSTAKA
Ballo, M., A. Nio Song, P. Dingse, dan M. Feky R. 2012. Respons Morfologis Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) terhadap Kekeringan pada Fase Perkecambahan (Morphological Response of Some Rice (Oryza sativa L.) Cultivars to Water Deficit at the Seedling Stage). BIOSLOGOS, 2(2): 89-95.
Caesar, T., P.Edison, dan R.Nini. 2012. Uji Efikasi Herbisida Glifosat terhadap Pertumbuhan Produksi Beberapa Varietas Jagung Produk Rekayasa Genetika. Online Agroekoteknologi, 1(1): 212-219.
Dewi, S.R., dan Sulistyowati. 2013. Penggunaan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea Americana Mill.) sebagai Antibakteri Proteus Mirabilis dan Aerobacter Aerogenes. Stigma, 6(2): 31-34.
Kusuma, A.A., K.E.Harso, dan B.Mbue Kata. 2013. Adaptasi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) pada Dataran Rendah dengan Pemberian Pupuk Kandang dan NPK. Online Agroekoteknologi, 1(4): 1-12.
Mukaromah, L., N. Tutik, dan N. Siti. 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium laxiflorum J.J Smith secara In Vitro. Jurnal Sainds dan Seni Pomits, 2(1): 26-29.
Sahromi. 2013. Perkecambahan dan Pertumbuhan Semai Artocarpus Altissimus J.J.Smith. Buletin Kebun Raya, 16(1): 11.
Zakiah. 2011. Dampak Impor terhadap Produksi Kedelai Nasional. Agrisep, 12(1): 1-10
Fernando, W.G. Dilantha. 2012. Plants: An International Scientific Open Access Journal to Publish All Facets of Plants, Their Functions and Interactions with the Environment and Other Living Organisms. Plants. 1(1): 1-5.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Indrayati, L., dan U. Sudirman. 2011. Pengaruh Pemupukan N, P, K dan Bahan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Lahan Sulfat Masam Bergambut. Agrista, 15(3): 94-101.
Kumar, Rakesh dan S. Saurabh. 2012. Effect of light and temperature on seed germination of important medicinal and aromatic plant in north western Himalayas. International Journal Medicinal Aromatic Plants, 2(3): 468-475
Mahato, Anupama. 2014. Climate Change and its Impact on Agriculture. International Journal of Scientific and Research Publications, 4(4): 1-6.

Mukaromah, Luluk, N. Tutik, dan N. Siti. 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium laxiflorum J.J Smith secara In Vitro. Sainds dan Seni Pomits, 2(1): 26-29.
Salehian, Hamid dan E. Olia. 2012. Growth analysis some weed species. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, 4(11): 730-734
Kumar, Rakesh dan S. Saurabh. 2012. Effect of light and temperature on seed germination of important medicinal and aromatic plant in north western Himalayas. International Journal Medicinal Aromatic Plants, 2(3): 468-475
Tjitrosoepomo, G. 1991. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wahyudi dan P. Sudin. 2011. Model Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Shorea leprosula pada Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur Teknik Silin. Penelitian Dipterokarpa, 5(2): 37-46.


1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site - luckyclub.live
    Lucky Club Casino Review. Casino. The luckyclub current payout limits of this casino site are: 1x £/$£/€ 50 / 5x €/$/$ 3

    BalasHapus