PENGENDALIAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajuakan
Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian
Oleh
Kelompok : 3
Kelompok : 3
1.
Isabella
Krisna Irawan 151510601150
2.
Salman Al Farisi 151510601012
3.
Krisnawati 151510601075
4.
Ulfa Husnul Chotima 151510601080
5.
Arganesha Satya Andika 151510601089
6.
Maftuhatul Hidayah 151510601094
7.
Richie Alfa M. 151510601123
8.
Putri Dwi Purnamasari 151510601137
9.
Lia Hesti Puji
Wulandari 151510601169
10.
Rollinda M.C 151510601175
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hama dan penyakit di
lapang selalu ada sehingga perlu dikendalikan (Wirawan, dkk. 2002). Pengendalian
hama dan penyakit bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara preventif dan
kuratif. Cara preventif atau pencegahan adalah cara pengendalian dengan membuat
pertumbuhan tanaman sesehat mungkin, contohnya memberikan pupuk secara seimbang
dan melakukan sanitasi lingkungan supaya tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
Cara kuratif merupakan cara pengendalian terhadap hama dan penyakit seperti
menggunakan pestisida, gropyokan, dan
eradikasi atau pencabutan atau pembuangan tanaman yang terserang. Hama,
penyakit, dan gulma adalah organime pengganggu tanaman (OPT) yang merupakan
kendala utama dalam budidaya tanaman.
Gangguan tanaman padi
yang penyebarannya sangat cepat ialah hama padi, karena dalam waktu yang sangat
singkat populasi hama berkembang dengan cepat (Aak, 1990). Hama merupakan hewan
yang menyerang tanaman dengan cara menggigit atau menggerogoti tanaman tersebut
sehingga menyebabkan produksi tanaman menjadi menurun. Selain hama, terdapat
juga organisme pengganggu tanaman lainnya diantaranya adalah gulma dan
penyakit. Gulma merupakan tanaman atau tumbuhan yang tidak diharapkan
kehadirannya karena mengganggu tanaman budidaya, dengan kehadiran tanaman
pengganggu tersebut maka pertumbuhan tanaman budidaya menjadi kurang optimal
karena tanaman pengganggu menyerang dengan memperebutkan unsur hara dan sinar
matahari yang seharusnya didapatkan oleh tanaman budidaya. Penyakit adalah
biasanya disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus yang mengakibatkan
tanaman budidaya menjadi terganggu kesehatannya sehingga tidak dapat
menghasilkan produksi tanaman yang diharapkan.
Nilaparvata lugens Stâl,
wereng batang coklat (WBC) merupakan serangga penghisap cairan tanaman padi (Oryza
sativa L.) dan merupakan hama utama pada pertanaman padi di Indonesia
dengan luas serangan yang mencapai 20.000 ha/tahun (Wonorahardjo, dkk. 2015). Wereng
batang coklat selain berperan sebagai hama yang merusak secara langsung
terhadap tanaman padi dengancara menghisap cairan tanaman padi tersebut, hama
tersebut juga merupakan vektor penular penyakit virus kerdil rumput dan kerdil
hampa sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar dan sangat sulit untuk
dikendalikan. Selain wereng batang coklat, ada beberapa hama utama lainnya yang
cukup sulit untuk dikendalikan, misalnya tikus, keongmas, penggerek batang, dan
masih banyak lagi. Selain hama sebagai organisme pengganggu tanaman, ada juga
Pengendalian hama merupakan prioritas utama setelah
padi ditanam di lapangan karena kegagalan pengendalian akan menurunkan produksi
secara nyata (Baehaki, 2011). Organisme pengganggu tanaman (OPT) jika berada
pada suatu lahan pertanian akan sangat mengganggu laju pertumbuhan tanaman yang
sedang dibudidayakan, hal tersebut karena antara tanaman yang dibudidayakan
dengan OPT saling bersaing untuk mendapatkan makanan, serat, dan tempat
perlindungan ataupun juga mengganggu dengan cara merusak, oleh sebab itu untuk
mengatasi dibutuhkan upaya pengendalian yang terpadu untuk mengatasi menjaga
kualitas tanaman budidaya.
Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dianggap
sebagai teknologi yang tepat dan potensial untuk mengendalikan hama sekaligus
mengurangi resiko penggunaan pestisida yang berbahaya bagi lingkungan (Gurr dalam Gunawan, 2015). Hal tersebut
dilakukan supaya tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal
sehingga dapat menghasilkan produksi tanaman yang diharapkan oleh para petani. Pengendalian
OPT merupakan tindakan untuk mencegah kerugian terhadap tanaman yang sedang
dibudidayakan yang diakibatkan oleh OPT. tujuannya adalah menghindari kerugian
ekonomi yang berupa kehilangan hasil panen sera penurunan kualitas mutu produk
panen tersebut.
1.2
Tujuan
1. Mengetahui
cara pemantauan, pengamatan, dan pengendalian OPT di sawah.
2. Mengetahui
nilai ambang ekonomi beberapa serangga yang menyerang tanaman padi.
BAB II. METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara “Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan“ dilaksanakan pada Hari Kamis, 28 April 2016
pukul 15.00-selesai WIB di Agroteknopark Jubung.
2.2 Bahan dan
Alat
2.2.1 Bahan
2.2.2 Alat
1. Kuadran
2. Tali rafia
3. Jaring serangga
4. Gelas plastik
2.3
Cara Kerja
1. Menentukan
petak contoh (sampel) dengan ukuran 2x2 m.
2. Melakukan
pengamatan OPT (hama dan penyakit) pada petak contoh dengan menggunakan jaring
serangga.
3. Memasukkan
serangga yang diperoleh dalam gelas plastik.
4. Menentukan
antara serangga yang merugikan dan serangga yang menguntungkan.
5. Menghitung
jumlah serangga yang merugikan dan menguntungkan berdasarkan spesiesnya,
kemudian menghitung rata-rata dengan kelompok masing-masing.
6. Berdasarkan
hasil yang didapat, kemudian menentukan apakah lahan tersebut perlu
dikendalikan atau tidak perlu dikendalikan berdasarkan ambang ekonomi serangga
tersebut.
7. Nilai
ambang ekonomi beberapa serangga yang menyerang tanaman padi.
DAFTAR
PUSTAKA
Aak.
1990. Budidaya Tanaman Padi.
Yogyakarta: Kanisius.
Baehaki.
2011. Strategi Fundamental Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat dalam
Pengamanan Produksi Padi Nasional. Pengembangan
Inovasi Pertanian, 4(1): 63-75.
Gunawan,
C.S.E., M.G., dan A.L.Pantja. 2015. Kelimpahan Populasi Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera:
Delphacidae) dan Laba-laba pada Budidaya Tanaman Padi dengan Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu dan Konvensional. HPT,
3(1) : 117-122.
Wirawan,
B., dan W. Sri. 2002. Memproduksi Benih
Bersertifikat. Bogor: Penebar Swadaya.
Wonorahardjo,
Surjani, Nurindah, S.A.D., Sujak, dan Z.Neena. 2015. Analisis Senyawa Volatil
dari Ekstrak Tanaman yang Berpotensi sebagai Atraktan Parasitoid Telur Wereng
Batang Coklat, Anagrus nilaparvatae
(Pang et Wang) (Hymenoptera: Mymaridae). Entomologi
Indonesia, 12(1) : 48-57.