Jumat, 29 September 2017

Laporan Praktikum tentang Pengolahan Tanah Sawah



PENGOLAHAN TANAH SAWAH
LAPORAN PRAKTIKTIKUM

Diajuakan Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian

Oleh
Kelompok :
3
1.         Isabella Krisna Irawan          151510601150
2.         Salman Al Farisi                       151510601012
3.         Krisnawati                                151510601075
4.         Ulfa Husnul Chotima               151510601080
5.         Arganesha Satya Andika          151510601089
6.         Maftuhatul Hidayah                 151510601094
7.         Richie Alfa M.                          151510601123
8.         Putri Dwi Purnamasari             151510601137
9.         Lia Hesti Puji Wulandari          151510601169
10.     Rollinda M.C                            151510601175


LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016



Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Tanah sawah (paddy soil) adalah tanah yang digunakan untuk menanam padi sawah, baik secara terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija (Nasution, 2014). Tanah sendiri memiliki pengertian yang merupakan lapisan tipis kulit bumi yang terdapat paling luar. Tanah adalah hasil pelapukan atau erosi batuan induk yang bercampur dengan bahan organik. Membudidayakan padi membutuhkan tanah yang sesuai supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Istilah umum tanah sawah bukan hanya merupakan istilah taksonomi, tetapi seperti halnya tanah perkebunan, tanah pertanian, tanah kehutanan, dan lainnya yang sebenarnya segala jenis tanah bisa disawahkan asalkan air yang terkandung dalam tanah tersebut cukup untuk pertumbuhan tanaman padi.
Tanaman padi memerlukan lahan atau tanah yang tergenang pada masa pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat memungkinkan jika penanaman padi dilakukan pada lahan yang memiliki kemampuan untuk menampung air (kedap air) lebih lama (Tufaila, 2014). Tanah yang dapat menghasilkan produksi padi yang baik adalah tanah yang memiliki karakteristik fisik dan morfologi serta karakteristik kimia yang baik. Karakteristik fisik dan morfologi tanah antara lain tekstur tanah yang dapat menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan mengikat air oleh tanah. Kedua memiliki kedalaman yang efektif, yaitu kedalaman sampai sejauh mana tanah dapat ditumbuhi akar, menyimpan cukup air dan hara, umumnya dibatasi adanya kerikil dan bahan induk atau lapisan keras lainnya sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman. Ketiga singkapan batuan, yaitu terdapatnya batuan baik di permukaan maupun di dalam tanah dapat mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk berbagai penggunaan dan terakhir drainase tanah adalah kecepatan perpindahan air dari suatu bidang lahan, baik berupa limpasan maupun sebagai peresapan air ke dalam tanah.
Penanaman padi menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan kedalaman sekitar 15-30 cm (Wirawan dkk, 2002). Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi merupakan tanah sawah yang memiliki kandungan fraksi pasir, debu, dan lempung dalam ukuran yang sesuai serta diperlukannya air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4-7.
Pengolahan tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman (Latiefuddin dkk, 2013). Pengolahan tanah merupakan proses dimana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupuk garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, misalnya tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian berupa traktor. Pengolahan tanah untuk membudidayakan tanaman padi harus disiapkan sejak dua bulan sebelum penanaman. Ada dua macam cara dalam pengolahan tanah, yaitu cara tradisional dan modern. Pengolahan tanah secara tradisional adalah pengolahan tanah sawah menggunakan alat-alat yang sederhana misalnya cangkul, sabit, bajak, serta garu yang semuanya dilakukan oleh manusia atau dapat dibantu oleh binatang seperti kerbau ataupun sapi, sementara pengolahan tanah secara modern adalah pengolahan tanah sawah yang dilakukan oleh mesin, misalnya dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba bisa kerja sendiri. Pengolahan tanah yang efektif dibutuhkan adanya ketelitian dalam faktor ketersediaan air bagi tanaman, dengan memperhatikan teknik pemberian air dalam proses pemeliharaan tanaman tersebut.
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman (Aak, 1990). Tujuan lain pengolahan tanah yang memang berperan penting dalam proses budidaya padi, yakni menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah menjadi lebih baik, membunuh gulma, menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik, menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, mencampur dan meratakan pupuk dengan tanah, dan mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase. Adapun tahapan-tahapan dalam pengolahan tanah, yaitu pembersihan, pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Kelalaian atau ketidaktepatan dalam pengolahan tanah dapat menyebabkan rendahnya produksi padi. 

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui cara mengolah tanah sawah menggunakan traktor
2.      Mengetahui tahapan pengolahan tanah sawah


Bab 2 Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara “ Pengolahan Tanah Sawah“ dilaksanakan pada Hari Kamis, 7 April 2016 pukul 15.00-selesai WIB di Agroteknopark Jubung.

2.2 Bahan dan Alat
2.2.1 Bahan
1. Tanah
2.2.2 Alat
1. Sabit
2. Cangkul
3. Traktor
4. Alat penunjang kegiatan praktikum lainnya

2.3 Cara Kerja
1.      Membersihkan areal persawahan dari sisa jerami atau rumput
2.      Memperbaiki dan periksa kembali saluran aliran air serta galengan
3.      Melakukan pembajakan sawah menggunakan hand tractor
4.      Mengolah menggunakan cangkul jika bagian sawah ada yang tidak dapat terjangkau oleh hand tractor
5.      Menjalankan traktor sesuai dengan pola atau alur yang ditentukan
6.      Membiarkan atau memberokan tanah sawah yang selesai dibajak dalam keadaan jenuh air selama beberapa hari kemudian dilakukan penggaruan


DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Latiefuddin, Hayyu, dan L. Musthofa. 2013. Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan terhadap Hasil Olah pada Tanah Mediteran. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3): 274-281.

Nasution, Rizki A., D.M.M.B., dan Jamilah. 2014. Dampak Pola Tanam Padi-Padi dan Padi-Semangka terhadap Al dan Fe pada Kondisi Tanah tidak Disawahkan di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Agroekoteknologi, 2(3): 1071-1075.

Nazirah, Laila, dan D.B.S.J. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Padi Gogo pada Perlakuan Pemupukan. Floratek, 10: 54-60.

Sinaga, G., H.Lukman Adlin., dan R.Ainun. 2015. Studi Banding Kinerja Pengolahan Tanah Pola Tepi dan Pola Alfa pada Lahan Sawah menggunakan Traktor Tangan Bajak Rotari di Kecamatan Pangkalan Susu. Rekayasa Pangan dan Pertanian, 3(4): 512-517.

Tufaila, M., dan A.Syamsu. 2014. Karakteristik Tanah dan Evaluasi Lahan untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Agriplus, 24:184-194.

Wirawan, B., dan W. Sri. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Bogor: Penebar Swadaya.


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar