PENGOLAHAN
TANAH SAWAH
LAPORAN PRAKTIKTIKUM
Diajuakan
Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian
Oleh
Kelompok : 3
Kelompok : 3
1.
Isabella
Krisna Irawan 151510601150
2.
Salman Al Farisi 151510601012
3.
Krisnawati 151510601075
4.
Ulfa Husnul Chotima 151510601080
5.
Arganesha Satya Andika 151510601089
6.
Maftuhatul Hidayah 151510601094
7.
Richie Alfa M. 151510601123
8.
Putri Dwi Purnamasari 151510601137
9.
Lia Hesti Puji
Wulandari 151510601169
10.
Rollinda M.C 151510601175
LABORATORIUM
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tanah sawah (paddy soil) adalah tanah yang digunakan
untuk menanam padi sawah, baik secara terus-menerus sepanjang tahun maupun
bergiliran dengan tanaman palawija (Nasution, 2014). Tanah sendiri memiliki pengertian
yang merupakan lapisan tipis kulit bumi yang terdapat paling luar. Tanah adalah
hasil pelapukan atau erosi batuan induk yang bercampur dengan bahan organik.
Membudidayakan padi membutuhkan tanah yang sesuai supaya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Istilah umum tanah sawah bukan hanya merupakan istilah
taksonomi, tetapi seperti halnya tanah perkebunan, tanah pertanian, tanah
kehutanan, dan lainnya yang sebenarnya segala jenis tanah bisa disawahkan
asalkan air yang terkandung dalam tanah tersebut cukup untuk pertumbuhan
tanaman padi.
Tanaman
padi memerlukan lahan atau tanah yang tergenang pada masa pertumbuhan
vegetatif. Kondisi ini sangat memungkinkan jika penanaman padi dilakukan pada
lahan yang memiliki kemampuan untuk menampung air (kedap air) lebih lama
(Tufaila, 2014). Tanah yang dapat menghasilkan produksi padi yang baik adalah
tanah yang memiliki karakteristik fisik dan morfologi serta karakteristik kimia
yang baik. Karakteristik fisik dan morfologi tanah antara lain tekstur tanah
yang dapat menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi,
penetrasi dan kemampuan mengikat air oleh tanah. Kedua memiliki kedalaman yang
efektif, yaitu kedalaman sampai sejauh mana tanah dapat ditumbuhi akar,
menyimpan cukup air dan hara, umumnya dibatasi adanya kerikil dan bahan induk
atau lapisan keras lainnya sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman. Ketiga
singkapan batuan, yaitu terdapatnya batuan baik di permukaan maupun di dalam
tanah dapat mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk
berbagai penggunaan dan terakhir drainase tanah adalah kecepatan perpindahan
air dari suatu bidang lahan, baik berupa limpasan maupun sebagai peresapan air
ke dalam tanah.
Penanaman padi
menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan kedalaman sekitar 15-30
cm (Wirawan dkk, 2002). Tanah yang
baik untuk pertumbuhan padi merupakan tanah sawah yang memiliki kandungan
fraksi pasir, debu, dan lempung dalam ukuran yang sesuai serta diperlukannya
air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4-7.
Pengolahan
tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan tenaga mekanis untuk
menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman (Latiefuddin dkk, 2013). Pengolahan tanah merupakan proses
dimana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupuk garu
yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, misalnya tenaga manusia, tenaga
hewan, dan mesin pertanian berupa traktor. Pengolahan tanah untuk
membudidayakan tanaman padi harus disiapkan sejak dua bulan sebelum penanaman.
Ada dua macam cara dalam pengolahan tanah, yaitu cara tradisional dan modern.
Pengolahan tanah secara tradisional adalah pengolahan tanah sawah menggunakan
alat-alat yang sederhana misalnya cangkul, sabit, bajak, serta garu yang
semuanya dilakukan oleh manusia atau dapat dibantu oleh binatang seperti kerbau
ataupun sapi, sementara pengolahan tanah secara modern adalah pengolahan tanah
sawah yang dilakukan oleh mesin, misalnya dengan traktor dan alat-alat
pengolahan tanah yang serba bisa kerja sendiri. Pengolahan tanah yang efektif
dibutuhkan adanya ketelitian dalam faktor ketersediaan air bagi tanaman, dengan
memperhatikan teknik pemberian air dalam proses pemeliharaan tanaman tersebut.
Pengolahan
tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman (Aak,
1990). Tujuan lain pengolahan tanah yang memang berperan penting dalam proses
budidaya padi, yakni menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah
menjadi lebih baik, membunuh gulma, menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah)
pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik, menurunkan
laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, mencampur
dan meratakan pupuk dengan tanah, dan mempersiapkan pengaturan irigasi dan
drainase. Adapun tahapan-tahapan dalam pengolahan tanah, yaitu pembersihan,
pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Kelalaian atau ketidaktepatan dalam
pengolahan tanah dapat menyebabkan rendahnya produksi padi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
cara mengolah tanah sawah menggunakan traktor
2. Mengetahui
tahapan pengolahan tanah sawah
Bab 2 Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara “ Pengolahan
Tanah Sawah“ dilaksanakan pada Hari Kamis, 7 April 2016 pukul 15.00-selesai WIB
di Agroteknopark Jubung.
2.2 Bahan dan
Alat
2.2.1 Bahan
1. Tanah
2.2.2 Alat
1. Sabit
2. Cangkul
3. Traktor
4. Alat penunjang kegiatan praktikum
lainnya
2.3
Cara Kerja
1. Membersihkan
areal persawahan dari sisa jerami atau rumput
2. Memperbaiki
dan periksa kembali saluran aliran air serta galengan
3.
Melakukan pembajakan sawah
menggunakan hand tractor
4. Mengolah
menggunakan cangkul jika bagian sawah ada yang tidak dapat terjangkau oleh hand tractor
5. Menjalankan
traktor sesuai dengan pola atau alur yang ditentukan
6. Membiarkan
atau memberokan tanah sawah yang selesai dibajak dalam keadaan jenuh air selama
beberapa hari kemudian dilakukan penggaruan
DAFTAR
PUSTAKA
Aak.
1990. Budidaya Tanaman Padi.
Yogyakarta: Kanisius.
Latiefuddin,
Hayyu, dan L. Musthofa. 2013. Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak Singkal dan
Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan terhadap Hasil Olah pada Tanah Mediteran. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3):
274-281.
Nasution,
Rizki A., D.M.M.B., dan Jamilah. 2014. Dampak Pola Tanam Padi-Padi dan
Padi-Semangka terhadap Al dan Fe pada Kondisi Tanah tidak Disawahkan di Desa
Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Agroekoteknologi, 2(3): 1071-1075.
Nazirah,
Laila, dan D.B.S.J. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Padi Gogo pada
Perlakuan Pemupukan. Floratek, 10:
54-60.
Sinaga,
G., H.Lukman Adlin., dan R.Ainun. 2015. Studi Banding Kinerja Pengolahan Tanah
Pola Tepi dan Pola Alfa pada Lahan Sawah menggunakan Traktor Tangan Bajak
Rotari di Kecamatan Pangkalan Susu. Rekayasa
Pangan dan Pertanian, 3(4): 512-517.
Tufaila,
M., dan A.Syamsu. 2014. Karakteristik Tanah dan Evaluasi Lahan untuk
Pengembangan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Agriplus, 24:184-194.
Wirawan,
B., dan W. Sri. 2002. Memproduksi Benih
Bersertifikat. Bogor: Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar