PEMUPUKAN
TANAH SAWAH
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajuakan
Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian
Oleh
Kelompok : 3
Kelompok : 3
1.
Isabella
Krisna Irawan 151510601150
2.
Salman Al Farisi 151510601012
3.
Krisnawati 151510601075
4.
Ulfa Husnul Chotima 151510601080
5.
Arganesha Satya Andika 151510601089
6.
Maftuhatul Hidayah 151510601094
7.
Richie Alfa M. 151510601123
8.
Putri Dwi Purnamasari 151510601137
9.
Lia Hesti Puji
Wulandari 151510601169
10.
Rollinda M.C 151510601175
LABORATORIUM
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan
tanaman yaitu penyiangan dengan cara manual (Yuniarti, 2015). Tanaman padi yang
dipelihara dengan baik dapat membuahkan hasil yang memuaskan, sesuai dengan
yang diharapkan kalangan petani. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari beberapa
pekerjaan dan salah satunya adalah pemupukan. Pemupukan sangat perlu
diperhatikan karena berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman padi,
supaya pertumbuhan tanaman padi tersebut dapat tumbuh secara optimal sehingga
dapat menghasilkan produksi tanaman yang baik pula serta produksi tanaman yang
diharapkan oleh kalangan petani.
Unsur hara yang
terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah
yang diperlukan tanaman, dinamakan pupuk (Aak, 1990). Tanaman padi membutuhkan
makanan atau hara untuk fase pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan penggunaan
pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan tanaman padi itu sendiri. Pupuk
mengandung berbagai unsure hara yang sangat berperan penting dalam kehidapan
tanaman, baik pada proses pertumbuhan maupun proses produksinya. Hal tersebut
karena pupuk merupakan cadangan makanan bagi tanaman, untuk pertumbuhan tanaman
tersebut, selain itu juga untuk mempertahankan kehidupan tanaman, serta untuk
proses reproduksi tanaman.
Pemupukan
berarti cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian
pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal (Hasibuan dalam Khair; 2012). Pupuk yang umumnya digunakan kalangan petani
adalah pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam atau pupuk organik merupakan
pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman, baik yang berasal
dari sisa tanaman padi berupa jerami ataupun bahan yang bersal dari tanaman
lainnya seperti pupuk hijau. Pupuk yang berasal dari kotoran hewan biasanya
disebut pupuk kandang, sementara sisa tanaman disebut pupuk kompos karena pupuk
tersebut dikomposkan atau dapat langsung dibenamkan terlebih dahulu. Pupuk hijau
yang dibenamkan dapat menambahkan kesuburan tanah, meskipun kadar hara yang
dimiliki rendah tetapi tetap dibutuhkan tanaman terutama untuk memperbaiki
struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur. Pupuk kandang dapat digunakan
setelah mengalami proses peruraian atau pematangan terlebih dahulu dan
disebarkan kurang lebih dua minggu sebelum ditanam atau dapat juga diberikan
menjelang pengolahan tanam, sedangkan pembenaman jerami sebaiknya dilakukan 2-4
minggu sebelum tanam. Pupuk kandang untuk menjaga kesuburan tanah diperlukan
sebanyak 5 ton/Ha atau lebih, sedangkan jerami sebanyak 1 ton atau lebih. Pupuk
buatan sengaja dibuat dari bahan kimia untuk menambah atau menggantikan unsur
hara yang hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, tercuci oleh aliran air,
atau bereaksi dengan unsur kimia lainnya. Fungsi pupuk buatan adalah menambah
hara pada lahan miskin hara terutama unsure hara pokok yang biasa diserap
tanaman dalam jumlah besar. Perlakuan pemupukan yang efisien perlu
memperhatikan seperti peranan dan kebutuhan hara tanaman, respon varietas padi
terhadap pemupukan, waktu dan cara pemupukan, serta dosis dan macam pupuk.
Pemupukan
dilakukan untuk memperbaiki ketersediaan hara dalam tanah (Wirawan, dkk. 2002).
Awal pertumbuhan vegetasi, kebutuhan tanaman akan hara terutama unsur nitrogen
atau N sangat besar yang dibutuhkan. Adapun pupuk fosfor atau P dan kalium atau
K merupakan pupuk yang dibutuhkan tanaman pada fase reproduktif, terutama pada
masa pembungaan dan pengisian benih. Dosis pupuk hendaknya diperhatikan dengan
menyesuaikan tingkat kesuburan tanah yang ada. Selain itu juga untuk
pertumbuhan tanaman, pupuk pun sangat berpengaruh terhadap produksi tanamannya.
Peningkatan
produksi dilakukan melalui berbagai cara diantaranya adalah penggunaan varietas
unggul yang disertai dengan pemenuhan kebutuhan unsur hara (Sakhidin, dkk.
2013). Kebutuhan unsur memang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhannya supaya dapat tumbuh dengan baik, sehingga ketika pemupukan
sangat perlu diperhatikan. Ada prinsip lima tepat pemupukan yang dapat
memberikan hasil yang berkualitas bagi produksi tanaman, antara lain adalah
tepat jenis atau macam, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat cara.
Prinsip lima tepat pemupukan tersebut sangat berperan penting dan dapat
mempengaruhi hasil produksi yang didapatkan, sehingga diperlukannya penerapan
lima tepat pemupukan supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik, tanahnya pun
dapat digunakan secara berkelanjutan. Ada beberapa tujuan dari pemupukan,
antara lain dapat mengatasi kekurangan hara, memberikan status keharaan yang
tinggi yang baik bagi tanaman, mempertahankan status kesuburan tanah yang
optimum, dan meningkatkan kualitas tanaman.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
cara pemupukan tanah sawah
2. Menerapkan
lima tepat pemupukan di sawah dengan rekomendasi pemupukan yang telah
diuraikan.
BAB II. METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara “Pemupukan
Tanah Sawah“ dilaksanakan pada Hari Kamis, 21 April 2016 pukul 15.00-selesai
WIB di Agroteknopark Jubung.
2.2
Bahan dan Alat
2.2.1 Bahan
1. Pupuk urea
2. Pupuk SP36
3. Pupuk phonska
2.2.2 Alat
1. Timba
2. Alat penunjang kegiatan praktikum
lainnya
2.3
Cara Kerja
1. Menyiapkan masing-masing pupuk yang
akan digunakan sesuai dengan jenis dan dosisnya
2. Melakukan pemupukan ke areal
pertanaman atau sawah dengan cara ditebar secara merata
DAFTAR
PUSTAKA
Aak.
1990. Budidaya Tanaman Padi.
Yogyakarta: Kanisius.
Alavan,
Ade. 2015. Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Padi Gogo
(Oryza sativa L.). Floratek, 10: 61-68.
Dewi,
N.L.P.K. 2016. Analisis Tingkat Keuntungan Usahatani Padi Sawah sebagai Dampak
dari Adanya Subsidi Pupuk di Kabupaten Tabanan. Agribisnis dan Agrowisata, 5(1): 1-10.
Khair,
Hadriman. H.Hasmawi, dan A. Ridho. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan Beberapa Benih Asal Klon Kakao (Theobroma cacao L.) di Pembibitan. Agrium, 17(3): 218-226.
Sakhidin,
Darudriyo, dan Kharisun. 2013. Komponen Hasil dan Hasil Empat Varietas Padi
pada Beberapa Dosis Pemupukan Anjuran. Agrin,
17(1): 122-129.
Syahri,
dan S.R.U. 2013. Respon Pertumbuhan Tanaman Padi terhadap Rekomendasi Pemupukan
PUTS dan KATAM Hasil Litbang Pertanian di Lahan Rawa Lebak Sumatera Selatan. Lahan Suboptimal, 2(2): 170-180.
Wirawan,
B., dan W. Sri. 2002. Memproduksi Benih
Bersertifikat. Bogor: Penebar Swadaya.
Yuniarti,
Silvia. 2015. Respons Pertumbuhan dan Hasil Varietas Unggul Baru (VUB) Padi
Gogo di Kabupaten Pandeglang, Banten. Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(4): 848-851.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar