
MORFOLOGI TANAMAN KELAPA SAWIT
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Guna Memenuhi Laporan Mata Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman
Oleh
Nama : Isabella
Krisna Irawan
NIM : 151510601150
Golongan : I
Kelompok : 6
LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit atau
dengan bahasa latinnya Elaesis
gueneensis, Jacq merupakan salah satu tanaman komoditas unggulan perkebunan
Indonesia. Luas lahan kelapa sawit semakin tahunnya mengalami peningkatan, pada
tahun 1990 luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah 1.126.677 Ha,
kemudian pada tahun 1996 luas lahannya meningkat mencapai 1.951.609 Ha, setelah
itu pada tahun 2000 perkiraan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai
2.703.314 Ha, dan pada tahun 2012 luas lahan kelapa sawit sudah mencapai
sekitar 9.570.000 Ha. Dan Indonesia adalah salah satu Negara produsen utama
kelapa sawit di dunia.
Mengingat kelapa sawit
yang sangat memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia, diperlukan
produktivitas tinggi dan berkelanjutan supaya terus dapat diproduksi sehingga
dalam membudidayakannya perlu memerhatikan segala sesuatunya yang mempengaruhi
produktivitas tanaman kelapa sawit misalnya pemilihan bibit yang bermutu supaya
dapat mendukung kualitas produk yang tinggi. Morfologi kelapa sawit terdiri
dari akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji. Akar kelapa sawit dapat tumbuh
ke bawah sampai 8 meter di tanah yang subur dan gembur, dan menyamping sepanjang
16 meter dengan catatannya apabila tanah memiliki sistem irigasi dan aerasi
yang baik. Daun majemuk kelapa sawit tersusun menyirip dan membentuk pelepah,
satu pohon kelapa sawit mempunyai 40-50 pelepah dan kebanyakan kelapa sawit
liar mempunyai 60 pelepah.
Batang kelapa sawit
tidak berkambium dan tidak pula bercabang kecuali pada tanaman kelapa sawit
yang bersifat abnormal. Batang kelapa sawit terbungkus oleh pelepah daun dan
tumbuh secara tegak lurus ke atas. Pertumbuhan tinggi batang kelapa sawit bisa
mencapai 45 cm per tahunnya. Tanaman kelapa sawit rata-rata memiliki tinggi sekitar
14-18 meter, sedangkan kelapa sawit liar bisa mencapai lebih dari 30 meter.
Batang kelapa sawit muda terbungkus oleh pelepah daun dan akan tampak setelah
usia tanaman berumur 3 tahun. Biji kelapa sawit adalah bagianbuah yang sudah
terpisah dari daging buah dan bisa disebut noten atau nut. Biji kelapa sawit
terdiri dari 3 bagian penting, diantara lainnya cangkang, embrio, dan
endosperm. Cangkang kelapa sawit terdiri dari tiga jenis, yaitu dura, tenera,
dan pisifera.
1.2 Tujuan
- Mengetahui bagian morfologi tanaman kelapa sawit dengan benar
- Mengetahui bagaimana bentuk bagian tanaman kelapa sawit secara langsung.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang
termasuk tanaman tahunan (Yohansyah dkk, 2013). Tanaman kelapa sawit adalah
tanaman industri andalalan bagi perekonomian Indonesia yang masih dapat
bertahan ketika terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Selain itu juga
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menyumbang devisa besar bagi
negara. Kelapa sawit adalah salah satu palmae yang dapat menghasilkan minyak
nabati dan lebih dikenal dengan sebutan palm oil. Oleh sebab itu kelapa sawit
menjadi penyumbang minyak nabati terbesar di dunia.
Perkebunan kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) adalah
perkebunan yang relatif muda (Semangun, 2000). Kelapa sawit harus diremajakan
setiap 25 tahun, sehingga di kebun-kebun lama saat ini terdapat tanaman
generasi ke-2 atau ke-3. Semenjak pertengahan abad ke-19 tanaman kelapa sawit
telah diperkenalkan di hampir seluruh tempat di Indonesia tetapi masih belum
menarik minat masyarakatnya. Kelapa sawit telah dibudidayakan sebagai tanaman
perkebunan pada tahun 1911 di Sumatera Utara yang dahulu disebut Sumatera
Timur. Semenjak itu sekitar tahun 1970-an tanaman kelapa sawit di Indonesia
semakin pesat dan menyebar luas ke segala penjuru di Indonesia.
Kelapa sawit adalah
tanaman tropis yang tumbuh di iklim hangat pada ketinggian di bawah 500 meter
di atas permukaan laut (Udoetok, 2012). Kelapa sawit sudah dikembangkan sebagai
tanaman perkebunan di Indonesia semenjak tahun 1011 sampai sekarang. Komoditas
ini sangat cocok pada topografi di Indonesia, sehingga dapat tumbuh dengan
pesat setiap tahunnya. Berikut merupakan morfologi dari tanaman kelapa sawit,
diantaranya terdapat akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Kelapa
sawit membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan
dan produksi (Hannum dkk, 2014). Hal tersebut sangat mempengaruhi produksi
tanaman kelapa sawit, terutama dalam pembentukan akar. Akar kelapa sawit harus
dapat tumbuh dengan baik supaya dapat memperdalam dan memperkuat perakaran
dengan tujuan agar batang nantinya dapat berdiri kokoh. Kelapa sawit merupakan
tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Kecambah kelapa sawit
mempunyai akar tunggang kemudian akar tersebut akan berubah menjadi akar
serabut setelah tanaman telah mencapai dua minggu sejak penanaman. Radikula
pada bibit terus tumbuh memanjang ke bawah selama enam bulan secara
terus-menerus kemudian panjang akarnya akan mencapai 15 cm. Akar kelapa sawit
akan terus berkembang dan bercabang, mulai dari akar primer yang terdiri dari
vertical ke dalam dan horizontal ke samping, kemudian kembali bercabang menjadi
akar sekunder hingga akhirnya kembali bercabang lagi menjadi akar tersier dan
selanjutnya seperti itu. Akar kelapa sawit dapat mencapai 8 meter secara
vertikal sampai 16 meter secara horizontal.
Batang
kelapa sawit merupakan limbah yang memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioethanol
generasi kedua (Yuanisa dkk, 2015). Batang kelapa sawit memiliki fungsi
diantaranya adalah struktur untuk mendukung daun, bunga, dan buah, juga dapat
menjadi sistem pembuluh untuk mengangkut air, hara, mineral, serta hasil
fotosintesis dari akar yang dibawa sampai ke semua bagian-bagian yang ada di
kelapa sawit. Biasanya batang kelapa sawit berbentuk silindris dan tidak tampak
sampai berumur mencapai 3 tahun karena batang yang masih terbungkus oleh
pelepah daun yang masih belum dipangkas di tunas. Hal tersebut karena batang
kelapa sawit akan terus dibungkus oleh pelepah daun sampai tanaman berumur
mencapai 11-15 tahun, setelah tanaman mencapai umur tanam tersebut pelepah daun
akan rontok dengan sendirinya. Batang tanaman kelapa sawit kan tumbuh tegak
lurus atau disebut phototropi, ketinggian batang kelapa sawit dapat dipengaruhi
oleh banyak hal diantara lainnya adalah bahan tanam kelapa sawit, pemupukan,
umur, iklim, dan kerapatan tanaman, tetapi tinggi ataupun pendeknya suatu
tanaman tidak menentukan produksi sebab tidak didapatkan korelasinya.
Tanaman
kelapa sawit merupakan tanaman yang terkatagori tanaman toleran terhadap
genangan, sampai 30 hari genangan tidak mengalami kerusakan yang parah pada
daun (Dewi dalam Holidi, 2015). Daun
berfungsi sebagai salah satu peran fotosintesis pada tanaman kelapa sawit. Daun
kelapa sawit hampir mirip dengan bulu burung, pada pangkal pelepah daun
membentuk baris duri yang tajam sekali dank eras di kedua sisinya. Terdapat
anak-anak daun yang berbaris dua sampai ke ujung daun dan pada bagian tengah
setiap anak daun terdapat lidi yang menjadi tulang daunnya. Daun kelapa sawit
biasanya terdiri dari 250-400 helai daun. Setiap bulan kelapa sawit muda bisa
menghasilkan 4-5 pelepah sementara kelapa sawit tua hanya mampu membentuk 2-3
pelepah.
Produktivitas
perkebunan kelapa sawit tergantung pada banyak faktor, termasuk titik awal
penting dari kualitas bibit kelapa sawit kecambah yang berasal dari penyerbukan
silang dari telapak tangan induknya yang dipilih digunakan untuk penanaman
(Muhammad et al, 2014). Selain itu pemanenan yang tepat juga termasuk dari
faktor produktivitas yang tinggi. Salah satu pemanenan yang tepat adalah
memperhatikan kematangan buah. Kematangan buah pada saat pemanenan menggunakan
istilah fraksi. Misalkan saja jika tandan yang dipanen masih tidak menampakkan
adanya buah luar yang lepas artinya masih fraksi mentah, sedangkan jika buah
luar sudah lepas sebesar presentase 12-25% artinya fraksi matang. Fraksi yang
baik adalah fraksi 2 dan 3, yakni buah luar sudah lepas atau membrodol jatuh ke
tanah sebesar presentase 65%. Kematangan buah dikategorikan dua macam, yakni
matang morfologis dan matang fisiologis. Matang morfologis merupakan buah yang
sudah sempurna bentuknya dan kandungan minyaknya sudah mencapai optimal,
sementara kematangan fisiologis adalah buah bagian luar yang sudah lepas dari
tandan dan jatuh ke tanah.
Pada kelapa sawit
bagian buah yang menghasilkan minyak adalah daging kulit buahnya (mesocarp) dan
bijinya sendiri (Sastrapradja, 2012). Daging buah kelapa sawit terdiri dari
minyak, air, dan serat. Serat terdiri dari ellulose dan lignin, Kadar air dan
mina dapat berubah sesuai dengan kematangan buah, sementara pada kadar seratnya
hampir tidak mengalami perubahan, yakni 13% terhadap berat buah semenjak tiga
bulan setelah anthesis sampai buah menjadi matang. Daging buah termasuk dari
bagian kernel atau inti kelapa sawit. Morfologi buah kelapa sawit tersusun
menjadi beberapa bagian yang meliputi eksoskarp, mesoskarp, endoskarp, dan
kernel. Eksoskarp adalah kulit kelapa sawit, sementara mesoskarp merupakan
serabut buah. Endoskarp yaitu cangkang dari kelapa sawit yang berfungsi untuk
melindungi inti buah, sedangkan kernel adalah daging buat yang mengandung biji
sebagai perkembangbiakan generatif tanaman.
Cangkang kelapa
sawit ditandai untuk kegunaan sebagai penyaring dalam teknologi pengelolaan
air, sebagai sebuah pengisi bahan dalam industri kontruksi (Okoroigwe et al,
2014). Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dari biji
kelapa sawit itu sendiri. Tiap jenis kelapa sawit mempunyai bobot dan ukuran
biji yang berbeda-beda dan biasanya biji kelapa sawit mempunyai periode dorman.
Biji adalah bagian buah yang sudah terlepas dari daging buah dan lebih sering
disebut nut atau noten yang memiliki ukuran tergantung pada jenis tanamannya. Perkecambahan
kelapa sawit mampu berlangsung hingga lebih dari enam bulan dan keuntungan
minyak yang didapatkan mencapai 50%, supaya perkecambahan bisa berlangsung
lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi diperlukan perlakuan
pendahuluan atau pretreatment. Selain cangkang kelapa sawit yang merupakan
salah satu bagian penting, terdapat pula embrio dan endosperm. Pada proses
perkecambahan embrio akan berkembang setelah itu keluar melewati lubang pada
cangkang, dan pada bagian pertama yang akan muncul adalah radikula dan plumula
yang kemudian menyusul. Endosperm berperan sebagai cadangan makanan pada saat
proses pertumbuhan embrio dalam cangkang.
Di pabrik penggilingan,
ukuran cangkang yang digunakan pada biji kelapa sawit yang disediakan dalam
rangka untuk memastikan penerimaan pasokan tertentu (Samuel et al, 2012).
Ukuran cangkang kelapa sawit dapat dibedakan menurut jenis-jenisnya yang
memiliki ketebalannya masing-masing, diantaranya adalah jenis dura, tenera, dan
pisifera. Dura adalah cangkang yang memiliki ketebalan sekitar 3-5mm dan
mempunyai daging buah yang tipis sehingga keuntungan minyak yang didapat hanya
berkisar 15-17%. Jenis tenera adalah cangkang kelapa sawit agak tipis yaitu
sekitar 2-3 mm dan mempunyai daging buah yang tebal serta keuntungan minyak
yang didapatkan mencapai 21-23%, sedangkan jenis pisifera merupakan cangkang
kelapa sawit yang sangat tipis bahkan lebih tipis daripada jenis tenera tapi
jenis ini memiliki daging buah yang sangat tebal serta bijinya yang kecil.
Keuntungan minyak yang didapat dari jenis pisifera sangat tinggi apabila
dibanding dengan jenis cangkang lainnya yaitu >23%, pelepah buahnya selalu
lepas sebelum matang sehingga jumlah minyak yang diperoleh sedikit.
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum acara “
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit “ dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15
Oktober 2016 pukul 07.00-selesai WIB di Agrotechnopark Jubung.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.
Lembar kerja
2.
Pensil
3.
Pensil warna
3.2.2 Bahan
1.
Pohon kelapa sawit
3.3 Cara Kerja
1.
Mengamati tanaman kelapa sawit di suatu areal
2.
Mengamati bagian morfologi tanaman kelapa sawit
3.
Menggambar bentuk morfologi tanaman kelapa sawit di kertas kerja
4.
Mewarnai gambar morfologinya
5.
Memberi keterangan pada masing-masing bentuk gambar
DAFTAR
PUSTAKA
A,
Udoetok I. 2012. Characterization of Ash Made form Oil Palm Empty Fruit Bunches
(OEFB). Environment Sciences, 3(1):
518-524.
Fauzi,
Y., W.E.Yustina, S.Iman, dan P.R.H. 2012. Kelapa
Sawit. Penebar Swadaya: Jakarta.
Hannum,
J., H. Chairani, dan G. Jonatan. 2014. Kadar N, P Daun dan Produksi Kelapa
Sawit melalui Penempatan TKKS pada Rorak. Agroekoteknologi,
2(4): 1279-1286.
Holidi,
S. Etty, Warjiyanto, dan Sutejo. 2015. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pada
Tanah Gambut Berbagai Ketinggian Genangan. Ilmu
Pertanian, 18(3): 135-140.
Muhamad,
H., A.T. Yew, K.N.S. Khatrina, A.M. Din, dan M.C. Yuen. 2014. Life Cycle
Assessment for the Production of Oil Palm Seeds. Tropical Life Sciences Research, 25(2): 41-51.
Okoroigwe,
E.C., S.C.M., dan K.P.D. 2014. Characterization of Palm Kernel Shell for
Materials Reinforcement and Water Treatment. Chemical Engineering and Materials Science, 5(1): 1-6.
Samuel,
O.D. dan A.A.G.F. 2012. Problems and Solutions involved in Oil Processing from
Kernel Seeds. The Pacific Journal of
Science and Technology, 13(1): 372-383.
Sastrapradja,
S.D. 2012. Perjalanan Panjang Tanaman
Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.
Semangun,
H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman
Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sunarko.
2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan
Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka: Jakarta Selatan.
Sunarko.
2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai
Jenis Lahan. Agromedia Pustaka: Jakarta Selatan.
Yohansyah,
W.M. dan L. Iskandar. 2014. Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I Riau. Agrohorti, 2(1): 125-131.
Yuanisa,
A., U. Kafidul, dan W. Agustin Krisna. 2015. Pretreatment Lignoselulosa Batang
Kelapa Sawit sebagai Langkah Awal Pembuatan Bioetanol Generasi Kedua: Kajian
Pustaka. Pangan dan Agroindustri, 3(4):
1620-1626.
Poker Room - Kansas Speedway - JCK Hub
BalasHapusPlay online poker with 강릉 출장안마 your friends or family 서귀포 출장샵 for fun at JTM 광명 출장샵 Sports. Whether you're in the 나비효과 business of poker, or 문경 출장샵 live, the Kansas Speedway poker