
UJI KUALITAS BENIH
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajuakan
Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian
Oleh
Kelompok : 3
Kelompok : 3
Isabella Krisna Irawan 151510601150
Salman
Al Farisi 151510601012
Krisnawati
151510601075
Ulfa
Husnul Chotima 151510601080
Arganesha
Satya Andika 151510601089
Maftuhatul
Hidayah 151510601094
Richie
Alfa M. 151510601123
Putri
Dwi Purnamasari 151510601137
Lia
Hesti Puji Wulandari 151510601169
Rollinda
M.C 151510601175
LABORATORIUM
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan
awal dari suatu kehidupan tanaman. Dalam suatu sistem budidaya benih memegang
peranan yang sangat penting. Benih yang bermutu merupakan faktor utama
suksesnya produksi di bidang pertanian (Wiguna, 2013). Benih adalah biji yang
dipersiapkan untuk tanaman yang akan dibudidayakan, telah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Biji
sendiri artinya salah satu bagian dari tanaman yang berfungsi sebagai unit
penyebaran atau perbanyakan tanaman secara alami. Benih yang telah matang sudah
siap untuk dipanen. Ada tiga fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih,
yaitu fase pembuahan, fase penimbunan zat makanan, dan fase pemasakan.
Secara umum, komponen mutu benih dibedakan
menjadi tiga, yaitu komponen mutu fisik, fisiologis, dan genetik (Wirawan, 2002).
Kualitas benih tidak hanya ditentukan dari kualitas fisik, fisiologis, dan
genetik, tetapi juga ditentukan oleh tingkat kesehatan. Secara visual kondisi
benih sehat sulit dibedakan dengan benih yang terinfeksi pathogen, sebagian
besar tidak menunjukkan gejala apa pun, secara morfologis, benih tampak sehat.
Pertanaman yang diawali dengan penggunaan benih yang kurang
atau tidak baik, tidak akan dapat diperbaiki dengan memberikan kepada
pertanaman perawatan yang sebaik-baiknya, seperti pengaturan pengairan yang
serba cukup, pemberian pupuk yang tepat, baik jenisnya maupun jumlahnya
(Siregar, 1978). Benih dengan kualitas yang baik dan seragam akan menghasilkan
produk dengan kualitas tinggi sehingga semua usaha tersebut tidak akan mencapai
sasaran jika tidak diawali dengan penggunaan benih yang berkualitas baik. Benih
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman biasanya harus memiliki kualitas
benih yang unggul supaya tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dan hasil yang baik pula.
Keunggulan suatu
varietas perlu diikuti oleh tingginya mutu benih (Wiguna, dkk. 2012) Benih bermutu memegang peranan penting dalam proses
produksi suatu komoditas tanaman. Benih mengandung informasi genetik yang
menentukan potensi hasil, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit. Menurut Sadjad (1977) benih bermutu harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi benih
yang maju (Rahayu, dkk. 2011). Mutu
benih adalah perpaduan dari karakter genetik dan pengaruh lingkungannya. Adapun faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap mutu benih antara lain faktor lingkungan dan faktor status
benih yang terdiri dari kondisi fisik dan fisiologis benih.
Faktor lingkungan biasanya dipengaruhi dengan kondisi dan perlakuan selama
prapanen, pasca panen, ataupun saat pemasaran benih yang berkaitan dengan mutu
benih, sedangkan faktor kondisi fisik dan fisiologis benih berkaitan dengan
perlakuan benih seperti tingkat kemasakan, tingkat kerusakan mekanis, tingkat
keusangan, tingkat kesehatan, ukuran dan berat jenis, komposisi kimia,
struktur, tingkat kadar air, dan dormansi benih.
1.2 Tujuan
Pengujian kesehatan benih bertujuan untuk mengetahui jenis
pathogen yang dibawa oleh benih. Pemeriksaan kesehatan dapat dipakai untuk
berbagai tujuan antara lain :
1. Mengevaluasi kesehatan benih sebelum
disebarkan ke berbagai tempat untuk keperluan pertanaman
2. Mengevaluasi efek dari fungisida
untuk keperluan perlakuan benih
3. Mengevaluasi usaha-usaha
pengendalian penyakit di lapangan dalam rangka mencegah penyakit yang
ditularkan ke biji
4. Usaha mengadakan survey penyakit
pada tingkat nasional atau regional sehingga dapat mengetahui penyebaran pathogen
terutama yang terbawa biji
5. Karantina tumbuh-tumbuhan untuk
mencegah keluar masuknya patogen yang membahayakan.
BAB II. METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara “ Uji
Kualitas Benih“ dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2016 pukul 14.00-selesai
WIB di Agroteknopark Jubung.
2.2
Bahan dan Alat
2.2.1 Bahan
1. Benih
2. Air
2.2.2 Alat
1. Timba
2. Plastik
2.3
Cara Kerja
1. Membuat
kelompok (5-7 orang /kelompok atau menyesuaikan).
2. Masing
masing kelompok mengerjakan pengujian kesehatan benih dengan cara pemeriksaan
biji kering.
3. Mengambil
biji padi secara sampling sebanyak 50-100 gr/kelompok, dan lakukan pemeriksaan
secara kering.
4. Memeriksa
biji dengan dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
(1)
Bernas tidaknya biji padi,
(2)
Warna biji,
(3)
Biji bercak,
(4)
Ada tidaknya kotoran,
(5)
Jamur dipermukaan biji,
(6)
Sklerotia, dsb. Hitunglah berapa jumlahnya dan persentasenya dari masing-masing
parameter tersebut, dan buatlah dokumentasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1990. Budidaya
Tanaman Padi. Kanisius: Yogyakarta.
Lesilolo, M.K.,
R.J., dan M.E.A. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis
Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Agrologia,
2(1): 1-9.
Rahayu, S., W.Y. Prestyaning, dan K.
Mahargono. 2011. Penyimpanan Benih Padi Menggunakan Berbagai Jenis
Pengemas. Agrin, 15(1): 36-37.
Siregar, H. 1978. Budidaya Tanaman Padi di
Indonesia. Sastra Hudaya: Bogor.
Situmeang, M., P.Azis, dan S.Sri. 2014.
Pengaruh Pemanasan terhadap Perkecambahan dan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine mas (L.) Merill). Vegetalika, 3(3):
27-37.
Wiguna, G. 2013. Perbaikan Viabilitas Dan
Kualitas Fisik Benih Tomat Melalui Pengaturan Lama Fermentasi Dan Penggunaan
Naocl Pada Saat Pencucian Benih. Mediagro,
2(2): 68.
Wiguna, G., dan S. Uun. 2012. Daya Hasil dan
Kualitas Benih Enam Kultivar Tomat. Pembangunan
Pedesaan, 12(2): 80.
Wirawan, B., dan W.Sri. 2002. Memproduksi
Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar